Tarif Ojek Online Naik 8 Persen, Kemenhub: Kalau Lebih Tinggi, Pasar Bergeser

Kementerian Perhubungan atau Kemenhub resmi mengerek tarif ojek online atau ojol setelah harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, Solar, dan Pertamax naik.

Besaran kenaikannya rata-rata 8 persen.

Direktur Angkutan Jalan Kemenhub Suharto menjelaskan pemerintah menaikkan tarif ojol sesuai dengan kajian.

“Ini yang menjadi pertimbangan kita.

Tapi di sisi lain tentunya kita juga harus bisa menyeimbangkan antara pelayanan reguler apakah itu bentuknya angkot, bus, dan sebagainya atau termasuk taksi.

Kita akan mencoba menyeimbangkan,” ujar dia dalam konferensi pers virtual pada Rabu, 9 September 2022.

Suharto melanjutkan jika tarif ojol dikerek lebih tinggi, pangsa pasar angkutan sepeda motor itu akan bergeser.

“(Kalau kenaikannya lebih tinggi) Pasar bergeser kepada angkutan-angkutan yang reguler itu,” kata dia.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Hendro Sugiatno mengumumkan soal penyesuaian tarif ojek online atau ojol.

Tarif baru ojek online ini akan berlaku per Sabtu, 10 September 2022.

Ia menjelaskan komponen biaya jasa ojek online mencakup biaya pengemudi, yaitu kenaikan upah minimum regional atau UMR, asuransi pengemudi atau iuran kesehatan, biaya jasa minimal order 4 kilometer, dan kenaikan harga BBM.

“Jadi penentuan komponen jasa ojek online itu yaitu ada biaya langsung, dan biaya tidak langsung,” ujar dia.

Dengan demikian, Kemenhub secara otomatis akan mengganti ketentuan Keputusan Menteri (KM) Perhubungan Nomor KP 348 Tahun 2019 dengan beleid baru.

Seperti aturan sebelumnya, besaran tarif ojol diklasifikasikan dalam berbagai zona.

Berikut ini rinciannya.

– Zona I meliputi Sumatrea, Jawa (selain Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), dan Bali, batas bawah naik dari Rp 1.850 menjadi Rp 2.000 (naik 8 persen).

Batas atas naik dari Rp 2.300 menjadi Rp 2.500 (naik 8,7 persen).

– Zona II meliputi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi mengalami kenaikan batas bawah dari Rp 2.250 menjadi Rp 2.550 (naik 13 persen).

Batas atas dari Rp 2.650 menjadi Rp 2.800 (naik 6 persen).

– Zona III meliputi Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan sekitarnya, Maluku dan Papua, kenaikan batas bawah Rp 2.100 menjadi Rp 2.300 (naik 9,5 persen).

Batas atas naik dari Rp 2.600 menjadi Rp 2.750 (naik 5,7 persen).

Sedangkan biaya jasa minimal disesuaikan berdasarkan jarak 4 kilometer pertama.

Zona I sebesar Rp 8.000-Rp 10.000 per 4 kilometer pertama, zona II Rp 10.200-Rp 11.200, dan zona III Rp 9.200-Rp 11.000.

.

Sedangkan besaran biaya tidak langsung berupa biaya sewa pengguna aplikasi ditetapkan paling tinggi 15 persen.

Angka ini turun dari sebelumnya 20 persen.

Adapun waktu pelaksanaan kenaikan ini tiga hari dari tanggal penetapan keputusan hari ini.

“Aplikator segera menyesuaikan harga atau tarif ojek yang baru selama 3 hari ke depan,” ucap dia.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *