Memahami Usia Tepat Anak Ikut Kursus
Sederet kursus seperti renang, balet, bimbingan membaca, matematika, bahasa Inggris, hingga sepatu roda menarik perhatian banyak orang tua untuk mengkursuskan anak.
Namun, berapa usia yang tepat untuk anak ikut kegiatan belajar informal? Damar Wijayanti, Montessori & Certified Positive Discipline Parents Educator, mengatakan tidak ada patokan usia anak untuk mengikuti berbagai macam kursus.
Satu-satunya yang harus menjadi pertimbangan adalah mereka merasa bahagia.
“Anak punya cara yang unik untuk mengelola informasi, enggak ada patokan usia.
Tapi apakah waktu dikenalin (les) dia menikmati? Dia minta lagi, atau dia senang banget, atau stres,” ujar Damar.
Menurutnya, memperkenalkan berbagai jenis kegiatan pada anak adalah upaya yang bagus untuk menggali minat dan bakat.
Namun, jika terlalu banyak justru akan menghambat tumbuh kembang karena ia akan kewalahan.
Damar mengatakan orang tua wajib mengetahui kondisi emosi dan fisik anak ketika mendaftarkan ke berbagai jenis les.
Menurutnya, yang terpenting adalah tidak menyita waktu istirahat dan bermain.
“Kalau waktu main jadi berkurang, waktu istirahat terbatas, itu perlu dikaji ulang lagi.
Kira-kira mana yang paling disukai, kalau anaknya mulai kelihatan stres, kita tahan dulu sampai di usia yang dia punya energi lebih banyak,” jelasnya.
Saat ini, banyak tempat les yang menyediakan program percobaan sebelum orang tua mendaftar secara resmi untuk anak.
Menurut Damar, ini adalah waktu yang tepat untuk melihat emosi anak.
Orang tua juga harus mau mendengar sudut pandang anak pada suatu kegiatan yang diikuti untuk melihat ketertarikannya.
“Jadi kuncinya observasi.
Sekarang banyak yang menyediakan trial, ikut trial saja dulu baru dibicarakan ke anak,” ujar Damar.
“Itu yang suka kita lupa.
Kita perlu dengar dari sudut pandang anak, jadi anak dilibatkan pada kegiatan yang dia suka.”